Sabtu, 05 November 2016

Review Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi

MANAJEMEN PROYEK
KONSEP & IMPLEMENTASI
Santosa, Budi ; Yogyakarta ; Graha Ilmu, 2009

Bab 1
1.1            Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan tentang konsep dan pengertian manajemen proyek. Alasan mengenai pentingnya manajemen proyek akan dijelaskan pada tiap-tiap sub bab yang terdapat di dalamnya, contoh kasus dalam penanganan suatu proyek yang menggunakan sistem manajemen proyek diberikan pada bab ini. Manajemen proyek telah dianggap sebagai keharusan yang ada bukan lagi hanya sebuah pilihan, dengan adanya manajemen dalam suatu proyek akan membuat suatu pekerjaan menjadi lebih efisien.

1.2     Definisi Proyek
          Pendeskiripsian mengenai proyek dan aktivitas yang terjadi di dalamnya dijelaskan pada sub bab ini. Pendefinisian tentang apa itu proyek dijabarkan dengan cera mengutip dari para ahli sebelumnya dan buku yang mereka keluarkan. Proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian aktiftas unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan dalam periode waktu yang telah ditetapkan. Sub bab ini menjelaskan bahwa proyek memiliki beberapa karakteristik yang penting. Karekteristik yang dijelaskan dianggap akan membedakan aktifitas suatu proyek terhadap aktifitas yang rutin (operasional). Mengerti tentang konsep proyek adalah tujuan dari sub bab ini.

1.3     Definisi Manajemen Proyek
          Konsep tentang manajemen proyek dijelaskan pada sub bab ini bahwa, pengaplikasi pengetahuan, keterampilan, alat, teknik dalam suatu aktifitas proyek demi memenuhi kebutuhan proyek adalah konsep manajemen proyek. Kendala – kendala dalam pelaksaaan suatu proyek dijabarkan pada sub bab ini, dan bagaimana ilmu manajemen proyek akan mengatasinya-pun akan dapat dipahami pada sub bab ini. Kendala yang utama saat memanajemen proyek ada 3 hal yang pasti : 1. Lingkup pekerjaan, 2. Waktu, 3. Dan biaya.

1.4     Mengapa Manajemen Proyek ?
          Proyek memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktivitas lainnya seperti dalam hal : organisiasi, aktifitas pengelolaan, pemakaian sumber-  daya, waktu, kompleksitas dan ketidakpastian. Sub bab ini akan menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan yang berbeda terhadap satu proyek dengan proyek yang lainnya. Prinsip tentang kebenaran bahwa jika manajemen proyek dilakukan secara benar maka akan mendatangkan keuntungan khususnya dari waktu dan biaya.

1..5    Macam – macam Proyek
          Pengklasifikasian tentang proyek menurut jenis pekerjaannya dibedakan atas 3 hal pada sub bab ini.

1.6     Timbulnya Ide Proyek
          Proyek bisa dilihat dari cara munculnya ide proyek. Sub bab ini menyimpulkan bahwa kemunculan ide proyek akan mempengaruhi bagaimana pekerjaan proyek bisa didapatkan oleh suatu perusahaan. Bagaimana ide suatu proyek dapat muncul, terbagi atas beberapa hal pada sub bab ini.

1.7     Keberhasilan Manajemen Proyek
          Pada sub bab ini terdapat beberapa hal yang mencerminkan bahwa manajemen proyek sukses dilakukan. Keberhasilan dalam hal waktu dan biaya dirasa adalah hal yang utama.

Bab 2
2.1     Pendahuluan
          Pada bab 2 akan dibuka tentang keterkaitan antara proyek dan produk. Produk sama halnya proyek tentu akan mengikuti beberapa tahap dalam perkembangannya. Perkembangan suatu produk diawali dari tahap riset dan pengembangan sampai tahap penurunan produk dan hingga produk tersebut berhenti diproduksi. Terdapat 6 siklus hidup produk yang dianalisa pada bab ini. Dan keenam siklus tersebut akan digambarkan pula dalam bentuk diagram. Secara garis besarnya tahap-tahap proyek akan dibagi menjadi 4 hal :        1. Tahap Konsepsi.
                                      2. Tahap Perencanaan
                                      3. Tahap Eksekusi
                                      4. Tahap Operasi

2.2     Konsepsi
          Pada tahap proyek konsepsi akan terbagi menjadi dua bagian utama pada sub bab ini, Insialisasi Proyek dan Kelayakan Proyek. Insialisasi proyek meliputi penemuan suatu masalah, kesempatan, dan kebutuhan oleh user. Titik dimana suatu ide tentang proyek lahir adalah bagian dari inisialisasi proyek.
Kelayakan Proyek mencakup investigasi masalah dan pengembangan solusi secara lebih detail maksudnya apakah penyelesaian masalah itu cukup menguntungkan secara ekonomis dan bermanfaat.
Sub bab ini menjelaskan tentang apa itu permintaan proposal. Pemintaan proposal dijelaskan bahwa para peserta yang ingin mengikuti proses lelang proyek akan mengirimkan sebuah RFP (Request For Proposal)  kepada pihak perusahaan yang membuka lelang proyeknya.
Disini dibahas bahwa RFP itu berisi tentang tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performansi, batasan ongkos dan jadwal, kebutuhan data, jenis kontrak yang diinginkan.
Dalam membuat proposal proyek ada beberapa hal pokok yang wajib ada yaitu :          
                   1. Surat Pengantar
                   2. Ringkasan Eksekutif
                   3. Bagian Teknis
                   4. Manfaat/Keuntungan yang akan diperoleh
                   5. Jadwal
                   6. Bagian Keuangan
                   7. Bagian Legal
                   8. Kualifikasi Manajemen

2.3     Tahap Perencanaan
           Tahap perencaan adalah dasar dimana suatu proyek akan ditentukan arah dan tujuan dari proyek tersebut. Pada sub bab ini dijelaskan bahwa perencanaan proyek itu meliputi penyiapan rencana proyek yang dibuat secara detail dan penentuan dari spesifikasi proyek itu sendiri. Sub bab ini menerangkan hal apa saja yang meliputi isi daripada rencana proyek. Disarankan bahwa perencanaan yang dibuat sangat dipengaruhi oleh keinginan si user.
Disamping para kontraktor perlu memikirkan pembuatan rencana mengenai proyek yang akan mereka jalankan. Sub bab ini memberi tahu didalamnya para kontraktor dirasa sangat perlu dalam memikirkan tentang 2 macam spesifikasi produk yang dibuat yaitu, kebutuhan user dan kebutuhan proyek.

2.4     Tahap Eksekusi
Sub bab ini menjelaskan tahap eksekusi         lebih didominasi oleh pelaksana proyek ketimbang si pemberi proyek atau user dalam hal pengambilan keputusan. Tahap eksekusi disini meliputi pekerjaan desain, pengembangan, pengadaan, konstruksi/produksi, pelaksanaan. Dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan dari proyek berupa produk fisik yang akan memilki kegiatan eksekusi dan operasi kemudian akan diserahkan kepada user. Pada tahap eksekusi memeliki 4 jenis kegiatan didalamnya yaitu :
1.     Desain
Pembuatan mengenai spefisikasi dalam bentuk gambar, ilustrasi, diagram, atau skema sesuai daripada permintaan client.
2.     Pengadaan
Meliputi kegiatan pengadaan fasilitas, materil, pekerja, dan fasilitas pendukung lainnya.
3.     Produksi
Kegiatan pembuatan atau pengerjaan proyek yang telah terencana dan sudah disetujui pihak user.
4.     Implementasi
Tahap pengujian tentang hasil dari produksi yang telah dilakukan.

2.5     Tahap Operasi
          Tahap akhir daripada kegiatan proyek, dimana kontraktor telah menyerahkan hasil proyek kepada pemberi proyek. Keterlibatan kontraktor dari proyek akan dianggap selesai ketika produk yang dihasilkan telah digunakan secara sah oleh si user.
Kesimpulan yang dibuat oleh penulis untuk bab2 adalah bahwa penguraian mengenai tahap-tahap proyek yang telah dijabarkan bukan merupakan standar tetap. Artinya tidak semua tahapan yang dijabarkan akan sepenuhnya dilakukan ketika kegiatan proyek dilakukan.

Bab 3
3.1     Pendahuluan
          Sub bab ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan akan terus mengalami perkembangan yang akan berakibat perusahaan harus menambah sumber daya manusia, mengembangkan struktur organisasinya, dan cakupan dari perusahaan tersebut. Struktur organisasi difokuskan pada pengkhususan atau spesialisasi orang pada bidang tertentu yang ada didalam perusahaan tersebut. Namun perubahan struktur dirasa tidak perlu dirubah apabila struktur organisasi  yang lama masih dapat menangani pekerjaan-pekerjaan yang ada. Perubahan akan diperlukan apabila kondisi lingkungan berubah, perubahan teknologi, tingkat kompetisi dan struktur yang telah ada dirasa sudah tidak efektif lagi. Beberapa dasar penyusunan struktur  organisasi, yakni :
1.     Berdasar produk
2.     Berdasar lokasi
3.     Berdasar proses
4.     Berdasar pelanggan
5.     Berdasar Fungsi

3.2     Proyek Sebagai Bagian dari Organisasi Fungsional
          Pada sub bab ini dibahas bahwa memasukan proyek sebagai bagian divisi fungsional dari perusahaan dapat direalisasikan . Organisasi akan membagi departemennya berdasarkan fungsi yang dilakukan. Fungsi yang ada pada suatu perusahaan berbeda-beda, berikut ada beberapa seperti fungsi pemasaran, fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi keuangan dan masih sebagainya tergantung pada kebutuhan dari bagaiman perusahaan tersebut menyelesaikan pekerjaannya.
Sub bab ini memberikan gambaran tentang bagaimana struktur organisasi yang fungsional. Keuntungan/kelebihan dari struktur organisasi proyek yang melekat pada unit fungsional dijelaskan berdasarkan contoh kasus.

3.3     Organisasi Proyek Murni
          Organisasi proyek murni yang dimaksud adalah proyek yang terpisah dari organisasi induk. Organisasi ini menjadi tersendiri dalam staf seperti teknis tersendiri, sistem administrasi yang terpisah, tidak terikatnya dengan induk berupa laporan kemajuan atau kegagalan mengenai proyek. Sub bab ini memberi penerangan tentang jenis organisasi proyek murni, kelebihan yang didapat dengan menganut mekanisme proyek murni dijelaskan pada sub bab ini berikut juga keterbatasan yang dimilki oleh tipe organisasi ini.

3.4     Organisasi Matriks
          Organisasi matriks disini terdefinisi sebagai hasil daripada penggabungan atas organisasi fungsional dan organisasi murni dengan mengambil kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing organisasi tersebut. Organisasi ini dianggap sebagai jalan tengah antara kedua organasi fungsional dan murni.

3.5     Memilih Bentuk Organisasi Proyek
          Seorang manajer proyek dirasa jarang memiliki tanggung jawab dalam hal melakukan perancangan organisasi proyek. Manajer proyek dapat membantu dengan memberikas saran pada orang yang akan mengambil keputusan untuk memilih bentuk organisasi mana yang akan cocok dalam menangani proyek yang ada. Secara umum dijelaskan terdapat 4 kriteria yang mendasari pemilihan bentuk organisasi :
1.     Frekuensi adanya proyek baru
2.     Berapa lama proyek berlangsung
3.     Ukuran proyek
4.     Kompleksitas
Untuk jenis organisasi matriks  dan murni dikatakan lebih cocok bila diterapkan untuk proyek-proyek berskala menegah dan besar serta kompleksitas yang sedang dan tinggi. Untuk jenis organisasi matriks dipilih jika sejumlah proyek yang dikerjakan pada waktu yang bersamaan dan sumberdaya fungsional digunakan secara part-time. Kemudian untuk jenis murni dipilih, jika hanya terdapat sedikit proyek yang dikerjakan dan para ahli/orang yang mempunyai keterampilan harus memberikan perhatian secara penuh. Untuk proyek yang lebih kecil disarankan untuk menerapkan tipe yang lebih mengutamakan fungsionalitas.

Bab 4
4.1     Pendahuluan
          Pada bab yang ke-4 ini akan dibahas mengenasi tim proyek. Tim proyek disini adalah semua personil yang tergabung dalam organisasi proyek. Pada tim proyek terdapat istilah tim inti yaitu, hanya bertanggung jawab ke manajer proyek. Tim inti sering disebut juga dengan project office. Tempat fisik dimana tim proyek akan berkumpul dan menentukan pekerjaan manajemen proyek mereka , dan seluruh staf yang tergabung didalamnya untuk mendukung menajer proyek. Pada bab ini akan dijelaskan tentang tingkatan-tingkatan jabatan dalam tim proyek.

4.2     Manajer Proyek
          Peranan seorang manajer proyek sangat penting dalam keberlangsungan kegiatan proyek yang berjalan karena tanpa adanya seorang MP maka tidak aka nada yang memanajemen proyek. Disini dijelaskan bahwa MP berperan sebagai integrator, komunikator pembuat keputusan, motivator, entrepreneur dan agen pengubah.
Peran-peran yang dijalani oleh seorang Manajer Proyek dijelaskan di bab ini dan diberikan contoh kasusnya, dengan tujuan membuat agar teori yang ada memang benar dijalankan pada keadaan sebenarnya. Tanggung jawab dari manajer proyek secara garis besar terspesifikasi menjadi 7 yaitu:
1.     Merencanakan kegiatan dalam proyek.
2.     Mengorganisasikan orang-orang dalam tim proyek.
3.     Memonitor status proyek.
4.     Mengidentifikasi masalah-masalah teknis.
5.     Sebagai titik temu dari pada kunstituen.
6.     Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam proyek.
7.     Merekomendasikan penghentian suatu proyek yang sedang berjalan.

4.3     Kompetensi dan Orientasi Manajer Proyek
          Seorang manajer proyek bekerja pada interface antara top management dan para teknisi teknologi, oleh karena itu seorang manajer harus mempunya kemampuan manajerial dan menguasai kompetensi teknis menyangkut bidang proyek yang dikerjakan. Sub bab ini memberitahu bahwa seorang manajer proyek tidak hanya mengusai ilmu manajerial saja tapi dituntut untuk menguasai bidang lainnya demi mendukung keberhasilan daripada perencaaan proyek yang akan dikerjakan. Seorang manajer memiliki otoritas untuk memberikan perintah ke orang lain untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan. Disini otoritas dibedakan atas dua macam yaitu : otoritas legal dan otoritas karismatik.
Dalam memilih seorang manajer proyek tidaklah sembarangan, seseorang tersebut harus melewati 4 tahap kualifikasi untuk menjadi Manajer Proyek.

1.     Karakteristik Personal
Karakter kuat sebagai seorang pemimpin merupakan bagian penting yang harus dimilki personal yang akan dipilih menjadi Manajer Proyek.
2.     Keterampilan Perilaku
Kemampuan mendengarkan secara aktif, komunikator yang baik, bisa menjalin jaringan komunikasi informal.
3.     Keterampilan Bisnis
Keterampilan bisnis perlu dipunyai oleh seorang MP karena kemampuan ini akan sangat menunjang keberhasilan dalam mengelola suatu proyek.
4.     Kemampuan Teknis
Kemampuan seorang manajer dalam mengambil keputusan tentang hal yang berhubungan dengan masalah teknis dengan mengetahui aspek teknis dari proyek yang ditangani.

4.4     Anggota Tim Proyek
Anggota tim proyek akan digambarkan dengan menggunakan bagan/skema dimana Manajer Proyek merupakan tingakatan tertinggi. Beberapa tim proyek yang bertugas dalam pengelolaan proyek:
1.     Contract Administrator
Terlibat dalam penyiapan proposal, negosiasi kontrak, mengidentifikasikan dan mendefinisikan perubahan-perubahan lingkup proyek.

2.     Project Controller
Membantu manajer proyek dalam perencanaan, pengendalian, pelaporan, dan evaluasi.
3.     Project Accountant
Membantu pekerjaan akuntansi dan finansial kepada manajer proyek, membantu mengidentifikasikan tugas yang perlu dikendalikan,
4.     Customer Liason
Berperan serta dalam pembahasan teknis dan mere view apa yang sedang berjalan dan membantu dalam pengubahan kontrak.
5.     Production Coordinator
Merencanakan, memonitor, dan mengkoordinasikan aspek-aspek produksi.
6.     Manajer Lapangan
Mengawasi pemasangan, pengujian, pemeliharaan dan penyerahan hasil akhir proyek kepada pelanggan.
7.     Quality Supervisor
Mengatur dan membuat prosedur pemeriksaan untuk memastikan pemenuhan kualitas sesuai kebutuhan.

4.5     Peran Lain di Luar Tim Proyek
Masing-masing proyek dipimpin oleh seorang manajer proyek. Perusahaan perlu juga menempatkan orang untuk mengkoordinasikan para manajer proyek ini. Peran ini bisa dinamakan manajer program atau direktur proyek. Orang yang duduk dalam jabatan ini akan mengawasi seluruh proyek. Manajemen puncak akan bertanggung jawab untuk mensuskseskan pelaksanaan manajemen proyek.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar